(Tulisan ini pernah dimuat di Harian Umum Kabar Priangan, edisi 26 Agustus 2015)
Penulis : Dede Taufik, S.Pd.
Dewasa ini, kemajuan teknologi tak bisa disangkal lagi. Tujuan utama teknologi adalah untuk mempermudah pekerjaan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan. Berbagai media sosial muncul seiring dengan terus berkembangnya teknologi di dunia ini, Seperti facebook, twitter, blog, balckberry messenger (BBM), Path dan sejenisnya. Semua itu bisa terhubung, berkat adanya jaringan internet yang semakin diperluas oleh pemerintah dan perusahaan terkait.
Suatu keniscayaan, apabila pendidikan melakukan sinergitas dengan kemajuan teknologi saat ini. Proses pembelajaran di dalam kelas bisa terwujud lebih kreatif dan komunikatif antara guru dengan siswa. Penggunaan Microsoft Office PowerPoint (sebuah program dalam komputer yang dipergunakan untuk presentasi) misalnya, akan lebih menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Apalagi, jika materi yang disusun pada program tersebut dilengkapi gambar-gambar. Hal ini, membuat siswa lebih fokus dibandingkan hanya lewat tulisan-tulisan guru di papan tulis.
Namun, meskipun tujuan utama dari terciptanya teknologi adalah untuk mempemudah pekerjaan manusia. Tidak menutup kemungkinan, malah terjadi sebaliknya yaitu menyulitkan. Hal ini, dikarenakan manusianya sendiri tidak menguasai teknologi tersebut, tak terkecuali guru. Berdasarkan sepengetahuan penulis, masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam mengoperasikan perangkat komputer atau leptop, terutama guru-guru senior.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu pelatihan dan bimbingan khusus penguasaan teknologi bagi guru. Tentunya, melalui program yang diselenggarakan oleh pemerintah dan dinas terkait yang bertugas menaungi para guru. Setelah itu, barulah dilakukan pelatihan dan bimbingan antarteman sejawat. Artinya, guru yang telah menguasai komputer diharapkan mengajarkan kembali kepada guru yang belum menguasai. Pasalnya, komputer atau leptop adalah perangkat pertama yang terlebih dahulu perlu dikuasai oleh seseorang (guru). Baru kemudian, bisa melanjutkan terhadap perkembangan teknologi berikutnya.
Perkembangan teknologi berikutnya yang dimaksud adalah internet. Saat ini, pemerintah dan perusahaan terkait sedang terus memperluas jaringan internet ke seluruh wilayah nusantara. Tujuannya, agar seluruh masyarakat dapat melek internet sehingga mereka menyadari betapa banyaknya manfaat dari keberadaan internet. Namun sangat disayangkan, selama ini tak sedikit informasi yang sampai ke masyarakat awam adalah informasi yang berbau negatif tentang penyalahgunaan internet. Seperti, pencemaran nama baik yang dilakukan di media sosial, perkenalan di media sosial berujung pada penculikan dan penganiayaan, serta informasi-informasi berbau pornografi dan pornoaksi.
Padahal, berkat adanya jaringan internet tidak sedikit orang-orang yang menemukan kesuksesan. Seperti halnya Mark Zuckerberg (pendiri facebook), menurut majalah Forbes merupakan orang kaya termuda di dunia. Dalam hal ini, orang-orang yang mampu memanfaatkan fasilitas internet dengan baik disertai ilmu penunjangnya. Bisa menjadi peluang besar untuk mencapai visi dan misi yang dikehendakinya. Tentunya, hal tersebut juga berlaku dalam dunia pendidikan terutama bagi guru untuk mengamalkan ilmu dan pengetahuannya.
Pada dasarnya, guru merupakan seseorang yang bekerja secara profesional dan termasuk salah satu kaum intelektual. Banyak hal pengetahuan dan pengalaman guru yang bisa dibagikan kepada masyarakat luas dan atau guru itu sendiri sebagai sesuatu yang bisa menginspirasi. Sebagai contoh misalnya, di salah satu sekolah terdapat guru yang mengalami kesulitan dalam mengelola pembelajaran secara efektif dikarenakan karakter seluruh siswanya istimewa (tidak bisa diam dan selalu berisik). Guru tersebut sangat membutuhkan rujukan tentang penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dalam menghadapi kondisi siswa tersebut. Pasalnya, strategi yang selama ini dikuasai dan diterapkan oleh guru tersebut tidak (kurang) sesuai sehingga proses pembelajaran tidak bermakna.
Kondisi serupa memiliki siswa berkarakter istimewa juga dialami oleh sekolah lain misalnya. Namun bedanya, di sekolah itu gurunya mampu mengkondisikan dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan terkesan interaktif antara guru dengan siswa. Strategi pembelajaran yang dilakukannya tentu berbeda karena dipandang telah sesuai untuk dipergunakan bagi kondisi siswa berkarakter istimewa.
Tentunya dengan melihat kasus di atas, kedua sekolah tersebut memiliki kasus serupa tetapi strategi pembelajarannya berbeda. Sehingga, strategi yang tepat tersebut perlu dibagikan kepada guru lainnya sebagai rujukan. Dalam hal ini, ada dua langkah yang bisa dilakukan. Pertama, melalui pendidikan dan latihan (diklat) dan kedua, melalui pemanfaatan kemajuan teknologi.
Pada langkah pertama, biasanya seringkali dilakukan di berbagai daerah dengan tema peningkatan kualitas profesi guru. Namun pelaksanaannya serba terbatas, hanya mencakup guru-guru yang saat itu mengikuti diklat saja. Sementara, langkah yang kedua dipandang masih jarang yang melakukannya. Padahal, penulis sendiri beranggapan apabila penyebaran ilmu dan pengetahuan dari guru tersebut dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti fasilitas internet. Manfaatnya, bisa dinikmati oleh seluruh guru di wilayah nusantara tanpa adanya keterbatasan kecuali jaringan internet itu sendiri.
Sebuah blog atau facebook misalnya, bisa dijadikan sebagai wahana untuk menyimpan dan menyebarluaskan berbagai ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru. Tak perlu menggunakan sebuah blog yang berbayar untuk saling berbagi, pasalnya penyedia blog gratisan pun bisa dengan mudah kita manfaatkan. Lebih hebatnya lagi, apabila ilmu dan pengetahuan itu disebarkan pula melalui video seperti halnya video strategi pembelajaran untuk siswa berkarakter istimewa. Hal ini, akan lebih memberikan gambaran yang tepat bagi guru yang sedang memerlukan rujukan.
Sesungguhnya, perkembangan teknologi yang semakin maju bisa menjadi peluang bagi dunia pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan nasional, yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 dan UU Nomor 20 Tahun 2003. Dalam hal ini, pemerintah harus berani menganggarkan biaya yang besar bagi pendidikan melalui Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN). Pemanfaatannya jelas, yaitu mensinergikan antara kemajuan teknologi dan kepentingan pendidikan. Dengan memfasilitasi sarana dan prasarana sebagai penunjangnya.
Selain itu, pemerintah juga bisa melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang ada di daerahnya. Membuat sebuah aturan pemerintah daerah (Pemda) yang isinya mewajibkan seluruh perusahaan untuk turut serta peduli pada pendidikan. Tentunya, disesuaikan pula dengan besar kecilnya penghasilan dari perusahaan itu sendiri. Dengan begitu, akan memperingan beban anggaran pemerintah pusat. Sehingga, sinergitas antara kemajuan teknologi dan pendidikan bisa berjalan dengan baik, serta bisa dilakukan dengan segera untuk menuju kualitas pendidikan Indonesia lebih baik. Semoga...
Suatu keniscayaan, apabila pendidikan melakukan sinergitas dengan kemajuan teknologi saat ini. Proses pembelajaran di dalam kelas bisa terwujud lebih kreatif dan komunikatif antara guru dengan siswa. Penggunaan Microsoft Office PowerPoint (sebuah program dalam komputer yang dipergunakan untuk presentasi) misalnya, akan lebih menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Apalagi, jika materi yang disusun pada program tersebut dilengkapi gambar-gambar. Hal ini, membuat siswa lebih fokus dibandingkan hanya lewat tulisan-tulisan guru di papan tulis.
Namun, meskipun tujuan utama dari terciptanya teknologi adalah untuk mempemudah pekerjaan manusia. Tidak menutup kemungkinan, malah terjadi sebaliknya yaitu menyulitkan. Hal ini, dikarenakan manusianya sendiri tidak menguasai teknologi tersebut, tak terkecuali guru. Berdasarkan sepengetahuan penulis, masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam mengoperasikan perangkat komputer atau leptop, terutama guru-guru senior.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu pelatihan dan bimbingan khusus penguasaan teknologi bagi guru. Tentunya, melalui program yang diselenggarakan oleh pemerintah dan dinas terkait yang bertugas menaungi para guru. Setelah itu, barulah dilakukan pelatihan dan bimbingan antarteman sejawat. Artinya, guru yang telah menguasai komputer diharapkan mengajarkan kembali kepada guru yang belum menguasai. Pasalnya, komputer atau leptop adalah perangkat pertama yang terlebih dahulu perlu dikuasai oleh seseorang (guru). Baru kemudian, bisa melanjutkan terhadap perkembangan teknologi berikutnya.
Perkembangan teknologi berikutnya yang dimaksud adalah internet. Saat ini, pemerintah dan perusahaan terkait sedang terus memperluas jaringan internet ke seluruh wilayah nusantara. Tujuannya, agar seluruh masyarakat dapat melek internet sehingga mereka menyadari betapa banyaknya manfaat dari keberadaan internet. Namun sangat disayangkan, selama ini tak sedikit informasi yang sampai ke masyarakat awam adalah informasi yang berbau negatif tentang penyalahgunaan internet. Seperti, pencemaran nama baik yang dilakukan di media sosial, perkenalan di media sosial berujung pada penculikan dan penganiayaan, serta informasi-informasi berbau pornografi dan pornoaksi.
Padahal, berkat adanya jaringan internet tidak sedikit orang-orang yang menemukan kesuksesan. Seperti halnya Mark Zuckerberg (pendiri facebook), menurut majalah Forbes merupakan orang kaya termuda di dunia. Dalam hal ini, orang-orang yang mampu memanfaatkan fasilitas internet dengan baik disertai ilmu penunjangnya. Bisa menjadi peluang besar untuk mencapai visi dan misi yang dikehendakinya. Tentunya, hal tersebut juga berlaku dalam dunia pendidikan terutama bagi guru untuk mengamalkan ilmu dan pengetahuannya.
Pada dasarnya, guru merupakan seseorang yang bekerja secara profesional dan termasuk salah satu kaum intelektual. Banyak hal pengetahuan dan pengalaman guru yang bisa dibagikan kepada masyarakat luas dan atau guru itu sendiri sebagai sesuatu yang bisa menginspirasi. Sebagai contoh misalnya, di salah satu sekolah terdapat guru yang mengalami kesulitan dalam mengelola pembelajaran secara efektif dikarenakan karakter seluruh siswanya istimewa (tidak bisa diam dan selalu berisik). Guru tersebut sangat membutuhkan rujukan tentang penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dalam menghadapi kondisi siswa tersebut. Pasalnya, strategi yang selama ini dikuasai dan diterapkan oleh guru tersebut tidak (kurang) sesuai sehingga proses pembelajaran tidak bermakna.
Kondisi serupa memiliki siswa berkarakter istimewa juga dialami oleh sekolah lain misalnya. Namun bedanya, di sekolah itu gurunya mampu mengkondisikan dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan terkesan interaktif antara guru dengan siswa. Strategi pembelajaran yang dilakukannya tentu berbeda karena dipandang telah sesuai untuk dipergunakan bagi kondisi siswa berkarakter istimewa.
Tentunya dengan melihat kasus di atas, kedua sekolah tersebut memiliki kasus serupa tetapi strategi pembelajarannya berbeda. Sehingga, strategi yang tepat tersebut perlu dibagikan kepada guru lainnya sebagai rujukan. Dalam hal ini, ada dua langkah yang bisa dilakukan. Pertama, melalui pendidikan dan latihan (diklat) dan kedua, melalui pemanfaatan kemajuan teknologi.
Pada langkah pertama, biasanya seringkali dilakukan di berbagai daerah dengan tema peningkatan kualitas profesi guru. Namun pelaksanaannya serba terbatas, hanya mencakup guru-guru yang saat itu mengikuti diklat saja. Sementara, langkah yang kedua dipandang masih jarang yang melakukannya. Padahal, penulis sendiri beranggapan apabila penyebaran ilmu dan pengetahuan dari guru tersebut dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti fasilitas internet. Manfaatnya, bisa dinikmati oleh seluruh guru di wilayah nusantara tanpa adanya keterbatasan kecuali jaringan internet itu sendiri.
Sebuah blog atau facebook misalnya, bisa dijadikan sebagai wahana untuk menyimpan dan menyebarluaskan berbagai ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru. Tak perlu menggunakan sebuah blog yang berbayar untuk saling berbagi, pasalnya penyedia blog gratisan pun bisa dengan mudah kita manfaatkan. Lebih hebatnya lagi, apabila ilmu dan pengetahuan itu disebarkan pula melalui video seperti halnya video strategi pembelajaran untuk siswa berkarakter istimewa. Hal ini, akan lebih memberikan gambaran yang tepat bagi guru yang sedang memerlukan rujukan.
Sesungguhnya, perkembangan teknologi yang semakin maju bisa menjadi peluang bagi dunia pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan nasional, yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 dan UU Nomor 20 Tahun 2003. Dalam hal ini, pemerintah harus berani menganggarkan biaya yang besar bagi pendidikan melalui Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN). Pemanfaatannya jelas, yaitu mensinergikan antara kemajuan teknologi dan kepentingan pendidikan. Dengan memfasilitasi sarana dan prasarana sebagai penunjangnya.
Selain itu, pemerintah juga bisa melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang ada di daerahnya. Membuat sebuah aturan pemerintah daerah (Pemda) yang isinya mewajibkan seluruh perusahaan untuk turut serta peduli pada pendidikan. Tentunya, disesuaikan pula dengan besar kecilnya penghasilan dari perusahaan itu sendiri. Dengan begitu, akan memperingan beban anggaran pemerintah pusat. Sehingga, sinergitas antara kemajuan teknologi dan pendidikan bisa berjalan dengan baik, serta bisa dilakukan dengan segera untuk menuju kualitas pendidikan Indonesia lebih baik. Semoga...
0 Comments
Post a Comment