Contoh Tulisan Guru Menulis Kabar Priangan - Penerapan Karakter yang Baik Terhadap Anak

Contoh Tulisan Guru Menulis Kabar Priangan - Penerapan Karakter yang Baik Terhadap Anak
karakter
Dimuat di HU. Kabar Priangan (Edisi, 11 Desember 2015)

Penulis : Dede Taufik, S.Pd.
Mantan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Sunaryo Kartadinata, menyatakan jika di Finlandia, pihak sekolah tidak langsung memberikan hukuman kepada anak. Tetapi, menyuruh anaknya untuk menceritakan kesalahan kepada orangtua sendiri. Hal ini bertujuan agar orangtua menjadi orang pertama yang langsung mengetahui kesalahan anaknya.
Berbeda halnya dengan kebiasaan yang seringkali dilakukan oleh sekolah di kita. Orangtua menjadi orang kedua yang tahu akan permasalahan yang terjadi pada anaknya. Bahkan tak dimungkiri orang tua tau bukan dari pihak sekolah, melainkan dari obrolan anak-anak lain atau orangtua yang lain.

Sebagian besar anak sekolahan di kita, merasa takut jika orangtuanya mengetahui kesalahan yang telah diperbuat. Sehingga, tak menutup kemungkinan jika sekolah pun seolah-olah menutupi kesalahan tersebut agar tidak diketahui oleh orangtuanya. Sekolah hanya memberikan saran agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Dan dijadikan sebagai teguran untuk tidak mengulanginya lagi.
Pada dasarnya penulis sepakat dengan apa yang dikatakan oleh beliau, jika orangtua harus menjadi orang pertama yang mengetahui kesalahan anaknya. Dalam hal ini, untuk menumbuhkan karakter kejujuran pada diri anak. Selain itu, akan menjadi pembelajaran yang berarti untuk menanamkan rasa tanggung jawab. Maksudnya, anak diajarkan untuk berani mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah diperbuat. Meskipun harus menerima resiko dari orangtuanya seperti dimarahi dan dihukum.
Dengan begitu, untuk menjalankan penerapan karakter tersebut dibutuhkan komunikasi yang baik. Komunikasi yang dilakukan antara pihak sekolah dengan orangtuanya. Hal ini bertujuan untuk memantau apakah anaknya menceritakan kesalahan yang telah dilakukannya atau tidak.
Jika iya, berarti bisa menjadi tanda bahwa ketika anak tersebut tumbuh dew@sa akan memiliki karakter jujur dan tanggungjawab. Namun jika tidak, tentunya harus menjadi pemikiran bersama tentang bagaimana langkah berikutnya yang perlu dilakukan. Jangan-jangan anak merasa takut karena orangtuanya galak. Atau mungkin saja, karena anak menganggap jika orangtuanya terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sehingga, jika bercerita dikhawatirkan bisa mengganggu konsentrasi dari orangtuanya.
Untuk mewujudkan tertanamnya karakter kejujuran dan rasa tanggungjawab. Orangtua dan pihak sekolah berperan penting dalam mewujudkannya. Salah satu cara yang bisa penulis sarankan adalah memberikan apresiasi positif. Maksudnya, jangan memberikan hukuman yang akan membuat anak merasa takut untuk berperilaku jujur dan bertanggung jawab.

0 Comments

Post a Comment