Contoh Tulisan Guru Menulis Kabar Priangan - Menumbuhkan Peduli Lingkungan Terhadap Siswa

Contoh Tulisan Guru Menulis Kabar Priangan - Menumbuhkan Peduli Lingkungan Terhadap Siswa
Guru Menulis Kabar Priangan
Guru Menulis Kabar Priangan
Penulis : Dede Taufik, S.Pd.
Diakui atau tidak, lingkungan kita saat ini telah rusak. Seringkali kita mendengar atau bahkan mengalami sendiri bencana alam yang terjadi, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Pada musim kemarau, seperti halnya pada bulan-bulan ke belakang, masyarakat kita kesulitan untuk mencari air bersih. Sementara pada musim hujan seperti sekarang ini, bencana alam yang terjadi adalah banjir.

Terjadinya bencana alam tersebut, bukan hanya karena faktor yang disebabkan oleh alam. Melainkan, akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Bahkan bisa dikatakan, ulah manusia itu yang memberikan pengaruh paling besar terhadap terjadinya bencana alam.

Salah satu contoh yaitu perilaku membuang sampah sembarangan. Perilaku ini, mungkin saja dengan mudah bisa kita temukan. Atau mungkin, kita sendiri yang memiliki perilaku membuang sampah sembarangan? Jawabannya, ada pada diri individu masing-masing.

Berkenaan dengan perilaku tersebut, penulis pernah beberapa kali melihat jika ada seseorang yang sedang membuang sampah ke sungai. Anehnya lagi, nampaknya tidak ada rasa ketakutan dalam dirinya ketika membuang sampah tersebut. Mungkin saja, perilaku tersebut telah menjadi kebiasaan dalam dirinya.

Padahal, di samping sungai itu ada sebuah spanduk yang bertuliskan “Jangan Buang Sampah ke Sungai”. Namun, nampaknya larangan itu hanya menjadi hiasan belaka untuk menambah aksesoris di sungai tersebut. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan lingkungan agar tidak semakin rusak. Seluruh masyarakat harus ditumbuhkan rasa kepeduliannya, termasuk juga rasa kepedulian dalam diri siswa.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan rasa kepeduliaan siswa terhadap lingkungan adalah dengan membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Dalam hal ini, para siswa biasanya membeli jajanan yang dibungkus oleh plastik atau daun. Nantinya setelah makanan habis, bungkus-bungkus itu akan menjadi sampah.

Dengan begitu, pihak sekolah juga harus menyediakan dua jenis tempat sampah yaitu untuk sampah organik dan sampah non-organik. Tujuannya adalah agar sampah-sampah itu bisa dimanfaatkan kembali. Misalnya, untuk sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos. Sementara untuk sampah non-organik, seperti plastik bisa dijadikan bahan kerajinan dan penghias di dalam kelas.

Harapan terbesar dari tumbuhnya rasa kepeduliaan siswa terhadap lingkungan adalah bisa menyelamatkan bumi dari berbagai bentuk bencana. Baik bencana yang terjadi pada musim kemarau maupun musim hujan. Semoga…  

Ket : Tulisan ini pernah dimuat di Harian umum Kabar Priangan, edisi 17 Desember 2015

0 Comments

Post a Comment