Contoh Tulisan Guru Menulis Republika: Pentingnya Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan Kecakapan Hidup |
Penulis : Dede Taufik, S.Pd.
Tidak semua siswa bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kebanyakan dari mereka hanya menamatkan pendidikan formal sampai ke jenjang SMP (Wajar 9 tahun), terutama di daerah pedesaan.
Pola pikir masyarakat di pedesaan masih belum terbuka. Hal ini diakibatkan oleh faktor ekonomi yang masih rendah. Kebutuhan biaya hidup sehari-hari dalam kondisi tersebut, lebih penting dibandingkan dengan biaya untuk melanjutkan pendidikan.
Oleh karena itu, melihat dari kasus di atas. Tentunya sistem pendidikan harus bisa menyesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada di lapangan. Penyesuaian dilakukan dengan menganilisis karakteristik dan potensi dari setiap daerah. Untuk melakukan analisa bisa dilakukan oleh pemerintah daerah (pemda) setempat. Pasalnya, pemda setempat dipastikan lebih mengetahui karakteristik dan potensi dari daerah yang dikelolanya.
Setelah diketahui karakteristik dan potensi dari setiap daerah. Salah satu sistem pendidikan yang bisa diterapkan untuk mengantisipasi kasus di atas adalah melalui pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan ini harus benar-benar didukung oleh pemerintah dengan cara memfasilitasi semua kebutuhan yang diperlukan. Baik sarana dan prasarana maupun tim ahli yang menjalankan sistem pendidikan tersebut (pendidik).
Dalam menjalankan sistem pendidikan kecakapan hidup, tentunya berbeda dengan sistem pendidikan biasanya. Karena, proses pendidikan dilakukan berdasarkan dengan potensi yang ada dari setiap masing-masing daerah.
Mengutip dari Tim Broad-Based Education (2002), mendefenisikan kecakapan hidup sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Dengan adanya pendidikan kecakapan hidup ini, terdapat beberapa keuntungan terutama bagi mereka yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, diantaranya: menggali potensi daerah, menciptakan lapangan kerja dan memajukan daerah sendiri.
Menggali potensi daerah, dilakukan berdasarkan bekal yang didapat dari pendidikan kecakapan hidup. Dengan adanya bekal yang matang, maka akan tercipta lapangan pekerjaan. Sehingga mereka tak perlu lagi merantau ke kota untuk mengadu nasib. Dan apabila hal ini terjadi, pendapatan pemerintah pun akan meningkat serta bisa memajukan daerah sendiri dalam sektor ekonomi.
Melihat pentingnya memiliki kecakapan hidup yang dapat digunakan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, harus menjadi perhatian serius dari pemerintah. Baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Apalagi pada tahun 2010 sampai 2035, Indonesia dianugerahi bonus demografi.
Bonus demografi merupakan keadaan ketika jumlah usia produktif (15-64 tahun), jauh lebih besar dibandingkan dengan usia muda (di bawah 15 tahun) dan lansia (65 tahun ke atas). Jika bonus ini tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah, melalui pendidikan kecakapan hidup. Dapat diduga pada masa ini akan terjadi banyak pengangguran. Karena, banyak usia produktif yang tidak produktif akibat tidak memiliki kecakapan hidup.
Ket : Tulisan ini dimuat di Guru Menulis Republika, 3 Juni 2014
0 Comments
Post a Comment