Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua

I.Konsep Pembelajaran Bahasa Indonesia
A.Sekolah Dasar
Lembaga pendidikan yang memberi kemampuan dasar (yang kuat) bagi siswa.
B.Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Pembelajaran yang member kemampuan dasar (yang kuat) untuk berbahasa Indonesia bagi siswa SD.
Pembelajaran Bahasa Indonesia harus sesuai dengan hakikat/ konsep bahasa dan tujuan pembelajaran bahasa bagi siswa SD.
Konsep Belajar Bahasa
Belajar bahasa adalah belajar terampil berbahasa (lisan dan tulisan).
Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa ujaran.
C.Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Adalah pembelajaran yang mengarah kepada keterampilan berbahasa dan siswa dapat mengapresiasikan.
KB

Belajar sastra adalah belajar mengapresiasi sastra untuk memahami manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.
D.Tujuan pembelajaran
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut .
1.Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2.Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.
3.Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4.Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5.Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6.Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Kurikulum Bahasa Indonesia SD
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
•Aspek mendengarkan Kebahasaan
•Aspek berbicara
•Aspek membaca
•Aspek menulis Kesastraan


I.Belajar Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua
Belajar bahasa : perolehan bahasa
Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa berupa pemahaman maupun pengungkapan secara alami (tidak formal).

Pemerolehan bahasa (anak) ditandai :
a)Berlangsung dalam situasi informal
b)Dilakukan tanpa sadar
c)Dialami langsung tanpa konteks berbahasa yang bermakna

Pemerolehan Bahasa Anak
Pemerolehan Bahasa Menyangkut

Performance Kompetensi
(Pemahaman, pelahiran atau pengungkapan) (Kemampuan Berbahasa)

Ciri pemerolehan bahasa anak:
Menurut Gracia
a)Berkesinambungan
b)Satu kesatuan dalam perilaku

Menurut MC. Graw
a)Mendadak/ tiba-tiba
b)Gradual (bertingkat)
Pemerolehan bahasa Perkembangan sosial anak

Faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa Indonesia, yaitu:
aFaktor Biologis
Chomsky : dalam biologis anak ada LAD (Language Acquistion Divices = piranti pemerolehan bahasa).
Perangkat biologi berbahasa (1) otak, (2) alat dengar, (3) alat ucap.
Dalam otak kiri (wilayah broca) = pengontrol produksi bahasa
Dalam otak kanan ( wilayah wernicke) = pengendali pemahaman bahasa
Diantara broca dan wernicke terdapat wilayah motor suplementer = pengendali unsure fisik penghasil ujaran.
b)Faktor lingkungan sosial
Berbahasa perlu orang lain untuk berinteraksi, maka perkembangan sosial anak akan mempengaruhi berbahasa anak.
Cara lingkungan member bahasa melalui :
Bahasa semang (motherese) = penyederhanaan
Para frase = pengungkapan yang berbeda
Menghasilkan kembali (echoing) = mengulang
Memperluas (expanding) = pengungkapan lebih kompleks
Menamai (labeling) = mengidentifikasi nama-nama benda
Pemodelan (modeling) = membuat model atau contoh

c)Faktor Intelegensi
Faktor intelegensi seseorang itu berbeda-beda ada yang tinggi, sedang, dan rendah.

d)Faktor Motivasi
Anak berbahasa dipengaruhi oleh motivasinya. Anak yang motivasinya tinggi akan mampu berbahasa dengan baik.

Motivasi berbahasa anak:
-Motivasi dari dalam (intrinsik)
Karena kebutuhan dasar untuk berkomunikasi
-Motivasi dari luar (ekstrinsik)
Karena pengaruh dari orang lain.

Tahap-tahap perkembangan bahasa anak:
Umur Tahap
0 – 1 Tahun Pralinguistik
1 – 1,5 Tahun Satu kata
1,5 – 2 Tahun Dua kata
2 – 5 Tahun Banyak kata

Tahap pralinguistik
0 -2 Bulan Bunyi refleksi (lapar, sakit)
2 – 5 Bulan Bunyi vokal + konsonan
5 – 7 Bulan Bunyi vokal + konsonan (lebih lama)
7 – 12 Bulan Berceloteh (pa pa pa, mam mam mam, dsb.)

Strategi pemerolehan bahasa pertama
1.Mengingat
2.Imitasi (peniruan)
3.Mengalami langsung (menghasilkan bahasa dalam komunikasi)
4.Umpan balik (produksi ujara dengan merespon)
5.Operasi (pemakaian bahasa dalam komunikasi)
6.Bermain
7.Penyederhanaan

Pemerolehan bahasa setelah bahasa pertama (bahasa Ibu) = pembelajaran bahasa kedua.
Strategi belajar bahasa kedua
1.Perencanaan
2.Aktif
3.Empatik
4.Formal
5.Eksperimental
6.Komunikatif
7.Monitor
8.Internalisasi

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa:
1)Humanisme
Prinsip hakikat manusia apabila mengajarkan bahasa harus memperhatikan manusia yaitu:
•Manusia berbekal yang sama. Misalnya hidung, mata , telinga dan sebagainnya, tapi ada yang cacat. Namun semua itu mendapat kesempatan berbahasa.
•Manusia memiliki minat tertentu, dan keinginan setiap orang dalam memperoleh bahasa berbeda-beda.
•Manusia memiliki persamaan dan perbedaan.
2)Progresifisme
Apabila mengajarkan bahasa harus maju berkelanjutan. Artinya belajar bahasa harus makin maju:
•Penguasaan pengetahuan perlu kreatifitas.
•Belajar bahasa memecahkan masalah.
3)Konstruktifisme
Membangun bahasa, misalnya pertama-tama tahu satu kata, dua kata dan sebagainnya. Belajar bahasa merupakan:
•Belajar kreatif
•Belajar bahasa menyusun pengalaman.

Pendekatan Pembelajaran Bahasa:
a)Pendekatan Whole Language
Ciri dari pendekatan Whole Language adalah sebagai berikut:
Utuh dan terpadu (simak,wicara, baca dan tulis)
Berdasarkan teks artinya belajar bahasa berdasarkan sebuah wacana.
Belajar sesungguhnya yakni benar-benar belajar bahasa sebagai alat komunikasi.
b) Pendekatan Komunikatif, contohnya berbicara melalui telepon, wawancara dsb.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran. Pendekatan komunikatif juga merupakan pendekatan yang mengembangkan prosedur pembelajaran 4 keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Pendekatan Komunikatif mempunyai cirri sebagai berikut:
Komunkatif (berinteraksi)
Fungsional (bermakna)
c)Pendekatan Inquiry
Merupakan pndekatan dimana anak mencari dan menemukan sesuatu untuk memperoleh bahasa dengan cara:
Belajar dengan mencari dan menemukan
Menantang untuk berinteraksi
Membangun kepercayaan diri
Bekerja sama
d)Pendekatan Konstruktifisme
Belajar aktif
Menghubungkan pengalaman dengan pengetahuan
Membentuk atau menyusun
Terus-menerus
e)Pendekatan Keterampilan Proses
Merupakan pendekatan dimana pengolahan KBM yang berfokus pada perlibatan secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Pendekatan keterampilan proses berorientasi terhadap hasil dan proses belajar. Keterampilan proses mengembangkan mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, menemukan hubungan, membuat prediksi, melaksanakan penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data serta mengkomunikasikan hasil.
f)Pendekatan Tematis Integratif
Adalah pendekatan pembelajaran bahasa yang berdasarkan tema dan dilaksanakan secara terpadu untuk memperoleh kemampuan berbahasa.

II.Aspek-aspek pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
1.Aspek mendengarkan (menyimak)
2.Aspek berbicara
3.Aspek membaca
4.Aspek menulis
Ke empat aspek pembelajaran Bahasa Indonesia mengarah kepada siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan.

1.Kemampuan menyimak
A.Pengertian Menyimak
Untuk dapat mendefinisikan “keterampilan menyimak”, ada dua pertanyaan yang mendasar yang harus dijawab, yaitu (1) Komponen apa sajakah yang terdapat dalam keterampilan menyimak? (2) Apa yang harus dilakukan oleh seorang penyimak? Berkaitan dengan pertanyaan pertama, ada sejumlah komponen yang terlibat dalam keterampilan menyimak, antara lain:
•pembedaan bunyi-bunyi bahasa
•pengenalan kata-kata (kosakata)
•pengidentifikasian kelompok-kelompok kata yang gramatikal
•pengidentifikasian satuan-satuan pragmatis - ekspresi dan seperangkat ujaran yang berfungsi sebagai satu kesatuan untuk menciptakan makna
•penghubungan antara penanda linguistik dan paralinguistik (intonasi dan tekanan) dan antara penanda linguistik dan nonlinguistik (gerakan tubuh dalam situasi tertentu) untuk membangun makna
•penggunaan latar belakang pengetahuan (apa yang telah diketahui tentang isi atau bahan simakan) dan konteks (apa yang telah diujarkan) untuk memprediksi makna
•pengingatan kata-kata atau ide-ide yang penting (Rost, 1990: 6).
Keberhasilan menyimak sangat bergantung pada kemampuan mengintegrasikan komponen-komponen di atas. Oleh karena itu, keterampilan menyimak dapat diartikan sebagai koordinasi komponen-komponen keterampilan, baik keterampilan mempersepsi, menganalisis, maupun menyintesis.
KETERAMPILAN MENYIMAK
Aksi terpenting untuk kesuksesan menyimak adalah proses pembuatan keputusan. Penyimak harus membuat beberapa keputusan, seperti:
•Jenis situasi menyimak apa saja yang dimunculkan?
•Rencana apa yang disusun untuk menyimak?
•Kata-kata dan satuan-satuan makna apa saja yang penting untuk disimak?
•Apakah pesan yang disampaikan masuk akal?
Jika merujuk pada pertanyaan-pertanyaan di atas, menyimak diartikan sebagai proses berpikir - berpikir tentang makna.

Menyimak adalah proses mendengarkan yang direncanakan secara sungguh-sungguh sampai memahami.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian.
B.Aspek-aspek menyimak
1.Adanya aktivitas mendengarkan
2.Adanya konsentrasi
3.Menggunakan pikiran yang kritis
4.Adanya pemahaman
5.Dalam situasi yang sama
6.Intelegensi atau kemampuan
Salah satu tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut, yakni menyimak untuk tujuan :
1. Mendapatkan fakta
2. Menganalisis fakta
3. Mngevaluasi fakta
4. Mendapatkan inspirasi
5. Menghibur diri
6. Meningkatkan kemampuan berbicara
Tujuh titik pandang yang digunakan sebagai dasar pengklasifikasian menyimak. Ketujuh titik pandang tersebut adalah:
1.Sumber suara
Jenis menyimak:
a.Intra personal listening
b.Inter personal listening
2.Taraf aktivitas penyimak
Jenis menyimak:
a.Menyimak tanpa mereaksi
b.Menyimak terputus-putus
c.Menyimak pasif
d.Menyimak dangkal
e.Menyimak untuk membandingkan
f.Menyimak organisasi materi
g.Menyimak kritis
h.Menyimak kreatif & apresiatif
3.Taraf hasil simakan
Jenis menyimak:
a.Menyimak marjinal
b.Menyimak apresiatif
c.Menyimak atentif
d.Menyimak analisis
4.Keterlibatan penyimak dan kemampuan khusus
Jenis menyimak:
a.Menyimak intensif
b.Menyimak ekstensif
5.Cara penyimakan bahan simakan
Jenis menyimak:
a.Menyimak sederhana
b.Menyimak deskriminatif
c.Menyimak santai
d.Menyimak informative
e.Menyimak literature
f.Menyimak kritis
6.Tujuan menyimak
Jenis menyimak:
a.Menyimak untuk belajar
b.Menyimak untuk menghibur
c.Menyimak untuk menilai
d.Menyimak apresiatif
e.Menyimak untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan
f.Menyimak diskriminatif
g.Menyimak pemecahan masalah
7.Tujuan spesifik

0 Comments

Post a Comment