Contoh Tulisan Guru Menulis Kabar Priangan - Antara Gadget dan Buku Bagi Pelajar
Antara Gadget dan Buku |
Penulis : Dede Taufik, S.Pd.
Seorang pelajar, tugas utamanya adalah belajar. Suatu keharusan baginya untuk menjadikan buku sebagai teman setia dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan. Ironisnya, kenyataan yang saat ini terjadi adalah posisi buku telah tergeser oleh keberadaan gadget. Tak sedikit dari pelajar, yang menganggap kepemilikan gadget sebagai kebutuhan utamanya.
Namun, hal itu tak dapat dibiarkan karena buku merupakan kebutuhan utama bagi pelajar. Pada dasarnya, pelajar yang senang membaca buku, akan terlihat berbeda dengan pelajar yang tidak menyenanginya.
Bukan hanya terlihat pada wawasan yang luas, melainkan pada kepribadiannya. Rasa tanggung jawab, membawanya mampu berfikir dan bertindak lebih dewasa. Seperti halnya ilmu padi, “semakin berisi maka semakin merunduk”. Begitu pula sebaliknya, “tong kosong nyaring bunyinya” bagi pelajar yang tidak senang membaca buku.
Kecintaan terhadap buku bagi pelajar perlu ditumbuhkan. Caranya, sekolah harus menyediakan perpustakaan dan mewajibkan seluruh pelajar untuk membaca buku setiap hari. Selain itu, di rumah pun orang tua harus menyediakan ruang perpustakaan bagi anak-anaknya. Hal ini, akan memberikan kesan positif bagi mereka dalam memulai untuk mencintai buku.
Cara lainnya, tak menutup kemungkinan apabila gadget ke depannya bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Buku digital, menjadi suatu terobosan baru agar pelajar tetap mencintai buku tanpa mengabaikan perkembangan teknologi. Tentunya, dengan pemberian bimbingan dan arahan kepada pelajar. Untuk mensinergikan antara pemanfaatan gadget dengan buku sebagai sumber belajar masa kini.
Oleh karena itu, guru diharapkan terlebih dahulu menyambut baik perkembangan teknologi masa kini. Dalam artian, tak ada salahnya bagi guru untuk memiliki dan menguasai gadget masa kini. Menurut hemat penulis, hal ini tidaklah melanggar etika dari seorang guru dalam berperilaku hidup sederhana. Pasalnya, gadget bukan lagi barang mewah yang bisa disombongkan. Apalagi, jika maksud dan tujuannya jelas yaitu agar bisa memberikan bimbingan dan arahan kepada pelajar.
Terwujudnya sinergitas antara gadget dengan buku, bisa memberikan harapan besar dalam meningkatkan kembali minat baca masyarakat, khususnya pelajar. Kekhawatiran yang selama ini terjadi, baik dalam rendahnya minat baca masyarakat Indonesia maupun pemanfaatan gadget hanya sebatas game dan narsis di media sosial oleh pelajar. Bisa diantisipasi melalui buku digital, yang menyatukan fungsi gadget dan buku sebagai sumber belajar. Sehingga, gadget dan buku menjadi kebutuhan utama bagi pelajar tanpa harus mengorbankan salah satu kebutuhannya tersebut.
Ket : Tulisan ini dimuat di Kabar Priangan, edisi (30/10/2015)
Seorang pelajar, tugas utamanya adalah belajar. Suatu keharusan baginya untuk menjadikan buku sebagai teman setia dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan. Ironisnya, kenyataan yang saat ini terjadi adalah posisi buku telah tergeser oleh keberadaan gadget. Tak sedikit dari pelajar, yang menganggap kepemilikan gadget sebagai kebutuhan utamanya.
Namun, hal itu tak dapat dibiarkan karena buku merupakan kebutuhan utama bagi pelajar. Pada dasarnya, pelajar yang senang membaca buku, akan terlihat berbeda dengan pelajar yang tidak menyenanginya.
Bukan hanya terlihat pada wawasan yang luas, melainkan pada kepribadiannya. Rasa tanggung jawab, membawanya mampu berfikir dan bertindak lebih dewasa. Seperti halnya ilmu padi, “semakin berisi maka semakin merunduk”. Begitu pula sebaliknya, “tong kosong nyaring bunyinya” bagi pelajar yang tidak senang membaca buku.
Kecintaan terhadap buku bagi pelajar perlu ditumbuhkan. Caranya, sekolah harus menyediakan perpustakaan dan mewajibkan seluruh pelajar untuk membaca buku setiap hari. Selain itu, di rumah pun orang tua harus menyediakan ruang perpustakaan bagi anak-anaknya. Hal ini, akan memberikan kesan positif bagi mereka dalam memulai untuk mencintai buku.
Cara lainnya, tak menutup kemungkinan apabila gadget ke depannya bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Buku digital, menjadi suatu terobosan baru agar pelajar tetap mencintai buku tanpa mengabaikan perkembangan teknologi. Tentunya, dengan pemberian bimbingan dan arahan kepada pelajar. Untuk mensinergikan antara pemanfaatan gadget dengan buku sebagai sumber belajar masa kini.
Oleh karena itu, guru diharapkan terlebih dahulu menyambut baik perkembangan teknologi masa kini. Dalam artian, tak ada salahnya bagi guru untuk memiliki dan menguasai gadget masa kini. Menurut hemat penulis, hal ini tidaklah melanggar etika dari seorang guru dalam berperilaku hidup sederhana. Pasalnya, gadget bukan lagi barang mewah yang bisa disombongkan. Apalagi, jika maksud dan tujuannya jelas yaitu agar bisa memberikan bimbingan dan arahan kepada pelajar.
Terwujudnya sinergitas antara gadget dengan buku, bisa memberikan harapan besar dalam meningkatkan kembali minat baca masyarakat, khususnya pelajar. Kekhawatiran yang selama ini terjadi, baik dalam rendahnya minat baca masyarakat Indonesia maupun pemanfaatan gadget hanya sebatas game dan narsis di media sosial oleh pelajar. Bisa diantisipasi melalui buku digital, yang menyatukan fungsi gadget dan buku sebagai sumber belajar. Sehingga, gadget dan buku menjadi kebutuhan utama bagi pelajar tanpa harus mengorbankan salah satu kebutuhannya tersebut.
Ket : Tulisan ini dimuat di Kabar Priangan, edisi (30/10/2015)
0 Comments
Post a Comment